Saham Pemasok Chip Utama Melonjak Setelah AS Dikabarkan Melunak pada Pembatasan untuk China

Saham Pemasok Chip Utama Melonjak Setelah AS Dikabarkan Melunak pada Pembatasan untuk China

Saham perusahaan global pemasok peralatan semikonduktor melonjak pada Kamis setelah laporan bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan sanksi terhadap industri chip China yang lebih ringan dari usulan sebelumnya.

ASML, perusahaan asal Belanda, mencatat kenaikan sekitar 3,6% pada perdagangan awal di Eropa, sementara Tokyo Electron, produsen peralatan semikonduktor asal Jepang, naik lebih dari 6% di pasar Jepang.

Bloomberg melaporkan pada Rabu bahwa Washington sedang mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk membatasi penjualan peralatan semikonduktor dan chip memori AI ke China. Namun, aturan baru yang sedang dibahas itu mungkin tidak seketat usulan sebelumnya yang dinilai lebih keras.

Biro Industri dan Keamanan Departemen Perdagangan AS tidak segera memberikan komentar terkait laporan Bloomberg tersebut.

Pengecualian Huawei dan Dampaknya

Laporan tersebut juga menyebut bahwa pemerintah AS sedang mempertimbangkan untuk menambahkan lebih sedikit pemasok ke daftar hitam ekspor yang dikenal sebagai Entity List, yang sebelumnya mencakup teknologi dari raksasa China, Huawei. Salah satu perusahaan China utama yang kemungkinan besar tidak akan dimasukkan ke dalam daftar adalah ChangXin Memory Technologies, sebuah perusahaan memori yang menjadi pesaing potensial bagi SK Hynix dan Samsung.

Analis di Jefferies mencatat bahwa ASML sebelumnya memproyeksikan penurunan pendapatan sebesar 30% dari pasar China pada tahun depan. Dengan adanya pengecualian tersebut, penurunan penjualan ASML di China dapat menjadi lebih kecil dari yang diperkirakan, menurut laporan yang dirilis pada Kamis.

ASML berada di tengah-tengah konflik teknologi antara AS dan China terkait semikonduktor karena posisinya yang sangat penting dalam rantai pasokan chip global. Perusahaan ini memproduksi mesin yang dibutuhkan oleh pabrik chip untuk memproduksi semikonduktor tercanggih. Hingga kini, mesin-mesin tersebut belum diekspor ke China karena adanya berbagai kontrol ekspor.

Pembatasan Ekspor dan Peluang Baru

Dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah Belanda dan AS telah memberlakukan pembatasan tambahan yang menyulitkan ASML untuk mengekspor beberapa mesin yang kurang canggih ke China. Mesin-mesin tersebut dijual ke “fab” atau pabrik yang memproduksi chip, seperti TSMC di Taiwan dan SMIC di China. Aturan baru yang memengaruhi permintaan atau langsung menargetkan produsen semikonduktor dapat memberikan dampak negatif bagi ASML.

Namun, laporan Bloomberg menyarankan bahwa sanksi baru yang sedang dipertimbangkan akan lebih fokus pada perusahaan China yang memproduksi peralatan manufaktur semikonduktor, bukan pada pabrik yang memproduksi chip itu sendiri. Langkah ini memberikan angin segar bagi ASML dan perusahaan peralatan semikonduktor asing lainnya yang menjual produk mereka ke fab.

Kebijakan ini menunjukkan pendekatan yang lebih terukur dari pemerintah AS, yang mencoba menyeimbangkan perlindungan keamanan nasional dengan menjaga stabilitas pasar global semikonduktor.