Pemerintah dan sektor swasta memiliki peran utama dalam meningkatkan kapasitas petani kecil di Indonesia. Namun, bisnis dan investor internasional yang memperoleh keuntungan dari perdagangan komoditas juga dapat berkontribuosi dalam memperkuat sektor ini.
Pemerintahan Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia harus meningkatkan produksi minyak sawit serta ekspor komoditas pertanian lainnya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Dalam upaya ini, petani kecil harus menjadi bagian dari strategi ekspansi, mengingat mereka menyumbang lebih dari 40 persen produksi minyak sawit dan hampir seluruh hasil panen komoditas lain seperti karet, kakao, dan kopi di Indonesia.
Otoritas dan sektor swasta Indonesia memiliki tanggung jawab utama untuk mendukung petani kecil. Namun, bisnis dan investor internasional yang terlibat dalam perdagangan komoditas juga dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan keterampilan dan kapasitas para petani.
Peningkatan Kapasitas dan Legalitas Petani Kecil
Pemerintah Indonesia telah lama memahami pentingnya memberdayakan petani kecil. Saat ini, Kementerian Pertanian tengah berupaya mendaftarkan petani kecil melalui sistem e-Surat Tanda Daftar Budidaya (e-STDB) dengan dukungan dari pemerintah daerah, perusahaan, dan organisasi non-pemerintah (LSM).
Registrasi dalam sistem e-STDB memberikan berbagai manfaat bagi petani, termasuk kemudahan dalam mengakses dana peremajaan tanaman serta membantu mereka memenuhi persyaratan legalitas yang dibutuhkan untuk menembus pasar ekspor internasional.
Selain itu, sistem e-STDB merupakan bagian dari inisiatif Dasbor Nasional Indonesia yang dirancang untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi baru Uni Eropa tentang produk bebas deforestasi (EUDR) serta aturan impor-ekspor di negara lain.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk bisnis internasional, petani kecil Indonesia dapat lebih berdaya dan mampu bersaing di pasar global.
